Twitter menggunakan domain .co untuk layanan penyingkat URL mereka t.co. Sedangkan Amazon menggunakannya untuk a.co.
Sebelum diperdagangkan secara bebas, nama domain yang terdaftar di Kolombia hanya 28.000 alamat. Kini? Jumlahnya sudah mencapai satu juta domain lebih.
Salah satu penyebab larisnya .co adalah namanya yang mirip .com. "Secara global mudah dikenali, singkat dan memiliki teknologi yang luar biasa di belakangnya," ujar Juan Diego Calle, CEO .CO Internet, perusahaan registry di balik .co.
Calle mengakui kebanyakan kliennya adalah usaha kecil yang tak berhasil mendapatkan domain .com. Namun ada juga klien besar seperti Twitter atau Amazon.
Kontrak .co diberikan pada perusahaan yang dikomandani Calle itu pada Juli 2010. Perusahaan asal Miami, Amerika Serikat, itu mengalahkan pesaing seperti VeriSign (registry .com dan .net global).
Alamat .co bisa dibeli mulai harga USD 11.99 melalui registrar yang umum. Namun untuk alamat satu huruf, seperti t.co, pembeliannya harus lewat jalur khusus.
Sejauh ini harga termahal yang pernah diungkap oleh .CO Internet adalah USD 350 ribu untuk nama domain o.co. Nama domain itu dimiliki perusahaan ritel Overstock.
Berikut beberapa negara yang sukses berjualan domain mereka:
1. Tuvalu, alamat .tv milik negara pulau ini banyak digunakan perusahaan televisi.
2. Montenegro, negara eropa timur ini sukses berjualan alamat .me. Salah satu yang terkenal adalah mobile.me-nya Apple.
3. Libya, domain .ly cukup kondang berkat layanan penyingkat URL bit.ly.
4. Tokelau, wilayah Pasifik ini menyediakan layanan domain gratis bersyarat untuk .tk.
Nah, bagaimana dengan Indonesia? Mampukah kita menyusul dengan jualan domain .id?
0 komentar:
Posting Komentar